Bali emang terkenal banget dengan keindahan alam dan budaya yang kental. Tapi, bukan cuma soal pantai atau pura aja yang bikin orang jatuh cinta sama Bali kuliner khasnya juga nggak kalah menggoda! Buat kamu yang lagi atau akan liburan ke Bali, jangan sampai melewatkan beberapa makanan khas Bali yang rasanya juara.
Berikut ini adalah 6 rekomendasi makanan khas Bali paling enak versi gue, yang menurut gue pribadi wajib banget di coba. Apalagi buat kamu yang doyan eksplor makanan lokal, siap-siap ketagihan!
1. Babi Guling – Juara di Hati Para Pencinta Daging
Kalau ngomongin kuliner khas Bali, pasti yang pertama muncul di kepala adalah babi guling. Makanan ini bisa dibilang jadi ikon kuliner Pulau Dewata. Biasanya disajikan dalam acara adat atau upacara keagamaan, tapi sekarang kamu bisa nemuin babi guling di banyak warung makan khas Bali.
Daging babinya di panggang utuh di atas api terbuka selama berjam-jam, sambil diolesi bumbu khas Bali yang super kaya rasa, seperti bawang putih, kunyit, ketumbar, dan tentunya base genep bumbu tradisional Bali yang jadi kunci semua masakan.
Yang paling gue suka dari babi guling adalah kulitnya yang garing banget! Terus disajikan bareng lawar (campuran sayur dan kelapa parut berbumbu), sambal matah, dan nasi putih hangat. Rasanya? Udah pasti nagih!
Rekomendasi tempat:
-
Babi Guling Ibu Oka (Ubud)
-
Babi Guling Pak Malen (Seminyak)
2. Ayam Betutu – Pedas, Gurih, dan Penuh Rempah
Selanjutnya, ada ayam betutu, makanan khas Bali yang kaya akan rempah dan rasa pedas. Buat kamu yang suka makanan berbumbu kuat, ini cocok banget. Ayam betutu dimasak dengan bumbu base genep juga, lalu dibungkus daun pisang dan di panggang atau dikukus selama beberapa jam.
Hasilnya? Ayamnya empuk banget dan bumbunya meresap sampai ke tulang. Ada dua jenis betutu yang bisa kamu coba: betutu dari Gilimanuk yang cenderung lebih pedas dan gurih, serta betutu dari Bangli yang lebih ringan tapi tetap nikmat.
Biasanya ayam betutu disajikan lengkap dengan nasi, kacang goreng, sayur urap, dan sambal matah. Cocok buat makan siang atau makan malam, apalagi kalau makannya rame-rame!
Rekomendasi tempat:
-
Ayam Betutu Men Tempeh (Gilimanuk)
-
Ayam Betutu Khas Gilimanuk (Denpasar dan sekitarnya)
3. Sate Lilit – Sate Unik Khas Bali yang Nggak Pernah Gagal
Sate lilit adalah salah satu makanan khas Bali yang beda dari sate pada umumnya. Kalau biasanya sate ditusuk, sate lilit justru dililitkan ke batang serai atau tusukan bambu. Isinya bukan potongan daging, tapi campuran daging cincang (biasanya ikan, ayam, atau babi), kelapa parut, dan aneka rempah khas Bali.
Yang bikin sate lilit spesial adalah teksturnya yang lembut, aroma rempahnya yang kuat, dan rasa gurih yang khas banget. Sering disajikan sebagai lauk pendamping nasi campur Bali, tapi dimakan langsung juga udah enak banget.
Gue pribadi paling suka sate lilit ikan karena rasanya lebih ringan, tapi tetep kaya rasa. Buat kamu yang belum pernah coba, wajib banget masukin ke daftar kulineran kamu!
Rekomendasi tempat:
-
Warung Wardani (Denpasar)
-
Nasi Bali Men Weti (Sanur)
4. Lawar – Paduan Sayur, Daging, dan Rempah yang Meledak di Mulut
Lawar adalah makanan tradisional Bali yang terbuat dari campuran sayur-sayuran seperti kacang panjang, kelapa parut, daging cincang (biasanya babi atau ayam), dan bumbu rempah khas Bali. Kadang lawar juga di buat dengan tambahan darah hewan untuk rasa yang lebih otentik tapi tenang, versi tanpa darah juga banyak kok!
Rasanya? Segar, gurih, dan sedikit pedas. Teksturnya pun unik, karena ada renyah dari sayur dan kelapa, serta empuk dari dagingnya. Lawar biasanya jadi pendamping makanan utama seperti babi guling atau ayam betutu.
Buat gue, lawar ini cocok buat kamu yang suka makanan tradisional dengan rasa yang otentik dan sedikit “berani”. Tapi kalo kamu belum terbiasa, bisa mulai dari versi yang tanpa darah dulu, ya.
Rekomendasi tempat:
-
Warung Babi Guling Sari Dewi (Kuta)
-
Warung Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku (Ubud)
5. Nasi Campur Bali – Satu Piring, Segala Rasa
Kalau kamu pengen coba banyak makanan Bali dalam satu waktu, nasi campur Bali adalah pilihan paling tepat. Satu piring nasi hangat disajikan dengan berbagai macam lauk khas Bali seperti ayam suwir betutu, sate lilit, lawar, telur sambal, sambal matah, dan masih banyak lagi.
Setiap warung biasanya punya versi nasi campur yang sedikit beda, jadi nggak bakal bosen walau makan ini berkali-kali. Buat gue pribadi, nasi campur Bali jadi comfort food yang nggak pernah gagal. Rasanya lengkap banget gurih, pedas, dan penuh kejutan di setiap suapan.
Rekomendasi tempat:
-
Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku (Ubud)
-
Nasi Campur Men Weti (Sanur)
6. Tipat Cantok – Makanan Khas Bali yang Cocok Buat Vegetarian
Terakhir, ada tipat cantok, makanan khas Bali yang mirip-mirip dengan gado-gado. Tipat itu artinya ketupat, sedangkan cantok artinya diulek. Jadi, tipat cantok adalah ketupat yang disajikan dengan aneka sayuran rebus seperti kacang panjang, tauge, kangkung, dan di siram bumbu kacang yang di ulek kasar.
Bedanya dengan gado-gado, bumbu kacangnya lebih sederhana tapi tetap enak. Biasanya ada tambahan sambal biar makin nendang. Ini salah satu makanan khas Bali yang cocok banget buat kamu yang vegetarian atau pengen makan yang ringan tapi tetap kenyang. Jika kalian tertarik dengan kuliner ini, maka baca juga Resep Tipat Cantok Khas Bali Yang Enak dan Cocok Untuk Sajian Keluarga!
Biasanya di jual di warung-warung kecil atau pedagang kaki lima, dan harganya pun sangat terjangkau. Simpel, enak, dan bikin kangen!
Rekomendasi tempat:
-
Warung Tipat Cantok Bu Nengah (Denpasar)
-
Pedagang kaki lima di sekitar pasar tradisional Bali
Bali memang nggak pernah kehabisan hal menarik, termasuk dari sisi kulinernya. Setiap makanan khas Bali punya cerita dan rasa yang bikin siapa pun pengen balik lagi. Enam rekomendasi di atas adalah versi terbaik menurut gue, dan tentu aja masih banyak makanan khas lainnya yang juga enak.
Kalau kamu lagi di Bali atau punya rencana ke sana, jangan ragu buat eksplor kuliner lokal. Cicipin satu per satu, dan rasakan sendiri kelezatan yang nggak akan kamu temuin di tempat lain. Jangan lupa juga buat dukung warung-warung lokal ya, karena biasanya justru di situlah rasa otentiknya tersimpan.